Minggu pagi, waktunya males-malesan.Iya, dooong… setelah enam hari penuh disibukkan dengan pekerjaan kantor, aku ingin Minggu pagi adalah hari santai terakhir. Eh, kok terakhir? Iya, karena Minggu siang sudah harus setrika seragam yang akan kupakai esoknya.
Mumpung Bapakku belum bangun, kurebahkan lagi tubuhku ke atas kasur. Beliau tidak suka kalau anak – anaknya bermalas – malasan di pagi hari, “Mundak dadi kebiasaan nek mben melu morotuwo“, katanya. Ah, pikirku. Masih lama juga punya mertuanya, dianya lagi serius ama penelitian S2-nya di Luar Negeri sana. Hehe…yuk tiduran.
Kayaknya baru bentaran, deh. Mataku juga belum menutup dengan sempurna, ketika lagu campursarinya Manthous diputer kenceng-kenceng. Ini pasti Bapak yang iseng. Beliau suka gitu kalo membangunkan kami, tanpa babibu…puter musik full stereo trus ditinggal duduk – duduk di kolam belakang rumah. Beliau akan masuk rumah jika musik dipelankan. Tandanya salah satu dari kami sudah bangun dan mengatasi keberisikan yang Beliau timbulkan.
Home sweet home, bukan? Enggak!
Bapakku ini galak banget kalo di rumah. Walaupun sejuta orang mengatakan kalau Beliau hangat dan lucu. Tapi kalau di rumah, Beliau galaknya minta ampun, mirip Jenderal bintang tujuh. Kalau gak percaya, ayo ke rumahku.