Seperti biasa di Jumat pagi, kesibukan kerjaku diawali dengan senam pagi. Seluruh warga sekolah, yang mau, berkumpul di lapangan tengah. Disebut lapangan tengah karena sebenarnya kami punya lapangan lain di sebelah timur gedung sekolah, lebih luas dan lebih banyak rumput jarumnya. Tahu kan rumput jarum? Itu sejenis rumput yang keukeh banget karakternya, kayak kamu. Eh..
Rumput jarum akan tetap berdiri menjulang, walau diinjak oleh banyak kaki. Tanpa protes ataupun menginjak balik, tapi tiba – tiba dia melepaskan jarumnya dan memenuhi bagian bawah celana panjangku yang main gusruk aja ke rumput itu. Diam tapi menyebalkan, kayak kamu. Eh.. !!
Lapangan tengah ini letaknya di tengah ruangan kelas, berupa lapangan basket dan lapangan rumput yang di bagian depannya ada podium permanen dan tiang bendera. Kami biasanya melaksanakan upacara, senam, pensi, sholat idul adha, dll. Pokoknya kegiatan siswa dipusatkan disana.
Semua siswa berjalan lambat malas – malasan, hingga harus membuat kumis Pak Waldan bergetar karena gusar akan lambatnya langkah kaki mereka. “Ayoo..!! Cepet.. !! APH !!”, teriak Beliau. Mataku sontak melotot ke arah kedatangan siswa, diantara ruang guru dan tempat sepeda. Tapi sampai mataku pegal, tak satupun ada wajah yang kukenal. Ehm, walaupun aku terbilang baru, tapi aku hafal siapa saja siswa jurusanku walau sering tidak tahu nama masing – masing. Lalu kuedarkan mataku ke arah barat. Lhah.. itu mereka sudah berjajar rapi menghadap ke timur. Aku tersenyum ke arah mereka yang kebetulan menatapku, dan tersenyum kecut ketika melihat ke arah lain. Wes.. rapopo.. keep your chin up, gaess!
Setelah mengatur sana – sini yang cukup memakan waktu, keringat bercucuran karena kepanasan, akhirnya musik mulai diputar. Tepuk tangan dan teriakan riuh menggema seiring Sang Instruktur yang keluar dari persembunyiannya menuju ke atas meja di dekat tiang bendera yang ditata sedemikian rupa agar memudahkan Sang Instruktur bergerak kesana kemari. Dan ho..ho..ho.. jangan dibayangkan musik yang diputar adalah sejenis SKJ, senam jadul jamanku SD. Tapi ini dangdut koplo yang membuat seantero peserta senam jejingkrakan mengikuti hentakan gendang. Takdut..takdut.. dan beberapa tertawa riang. Rusaklah barisan rapi karena goyangan kesana kemari siswa yang mengikuti gerakan Instruktur.
Hampir tiga puluh menit senam dangdut diputar. Peluh semakin banyak bercucuran namun siswa mengikuti dengan riang. Ini nih yang dikeluhkan beberapa guru; kalau jingkrak – jingkrak aja semangatnya minta ampun, kalau diajak sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah mereka langsung lemes. Wess jiaaann..
Aku dimana?
Yaa.. duduk aja, dong. Di depan deretan kelas barat, di bawah pohon mangga yang daunnya rimbun, merasakan semilir dingin disitu, dan sesekali tertawa geli melihat siswa jurusanku yang super pede kluget – kluget tanpa perduli apa gerakan Instruktur di depan sana.